1. Mengukur Resistor
Resistor adalah
suatu komponen yang banyak dipakai di dalam rangkaian elektronika. Fungsi utamanya
adalah membatasi (restrict) aliran arus listrik. Fungsi lainnya sebagai
resistor (R) pembagi tegangan (voltage divider), yang menghasilkan tegangan
panjar maju (forward bias) dan tegangan panjar mundur (reverse bias), sebagai
pembangkit potensial (output) vo, dan potensial merujuk pada hukum Ohm : I =
V/R, semakin besar nilai tahanan/resistan (R), semakin kecil arus (I) yang
dapat mengalir. Besar kecilnya nilai satuan Ohm yang dimiliki oleh resistor
dapat dihitung dengan melihat pita (band) warna yang terdapat pada badan resistor.
Mengikuti gambar di bawah ini:
Jika pita pertama berwarna
kuning, pita kedua berwarna ungu, pita ketiga berwarna coklat, pita keempat
berwarna emas, nilai satuan Ohm dari resistor tersebut adalah 47 x 101 = 470
dengan toleransi 5%. Harap diingat, warna kuning menunjukkan angka 4, warna
ungu menunjukkan angka 7, warna coklat menunjukkan angka 1, dengan demikian faktor
pengali = 101, jika pita ketiga berwarna merah, faktor pengali = 102, demikian
seterusnya. (Lihat kembali modul tentang komponen elektronika). Untuk lebih
jelas, pelajari gambar di bawah ini, (di
download dari situs/website www.diyguitarist.com)
2. Mengukur Variabel Resistor
Variabel
resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya dengan cara
memutar-mutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak geser/penyapu
(wiper) yang terdapat di dalam resistor tersebut. Lihat gambar di bawah ini
Variabel resistor yang
memiliki tuas pemutar biasanya disebut
potensiometer (potentiometer), dan yang memiliki sekrup pengatur
disebut preset atau trimpot.
Mengukur nilai satuan Ohm
dari variabel resistor dengan Multimeter adalah seperti yang ditunjukkan oleh
gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur
pada posisi Ω, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
Gambar. Mengukur Variabel Resistor
3. Mengukur Resistor Peka Cahaya/LDR
Resistor
Peka Cahaya/Light Dependence Resistor (LDR) adalah sebuah resistor yang
berfungsi sebagai input transducer
(sensor) dimana nilai satuan Ohm-nya dipengaruhi oleh cahaya yang jatuh di
permukaan LDR tersebut.
Mengukur nilai satuan Ohm dari LDR dengan menggunakan Multimeter
adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω,
batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
Gambar. Mengukur Light Dependence Resistor (LDR)
Sebagai acuan, ditempat
gelap, nilai satuan Ohm dari LDR = 1MΩ (1 Mega Ohm/1000.000Ω). Ditempat terang
nilai satuan Ohm dari LDR = 100Ω.
4. Mengukur Themistor
Thermistor (Thermally sensitive resistor) adalah sebuah
resistor yang dirancang khusus untuk peka terhadap suhu. Thermistor terbagi
dalam dua jenis. Pertama, yang disebut
dengan Negative Temperature Coefficient
Resistor (NTCR), jika mendapat panas, nilai satuan Ohm-nya berkurang, misal
pada suhu 250 C nilai satuan Ohm-nya = 47 kilo Ohm (47kΩ).
Kedua, yang disebut dengan
Positive Temperature
Coefficient Resistor (PTCR), jika mendapat panas, nilai satuan Ohm-nya
bertambah.
Mengukur
nilai satuan Ohm dari thermistor dengan menggunakan. Multimeter
adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar. Mengukur Thermistor
5. Mengukur Kapasitor
Kapasitor
adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang
Tegangan Arus Listrik Searah (Direct Current Voltage/DCV).
Kapasitor
terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan
negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised
capacitor). Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip
(-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised capacitor).
Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur kapasitor polar adalah ;
a. Kabel penyidik (probes) positip (+)
yang berwarna merah diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).
b. Kabel penyidik (probes) negatip (-)
yang berwarna hitam diletakkan pada kaki
kapasitor yang bertanda negatip (-).
c.
Saklar jangkauan ukur pada
posisi Ω, batas
ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
d. Untuk kapasitor non
polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara
sembarang (acak) ke kaki kapasitor. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Mengukur Kapasitor
6. Mengukur Transistor
Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan dengan tiga cara:
Transistor
adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus, karenanya
transistor disebut juga piranti (device) yang menangani arus (current handling device). Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Transistor
Dilihat dari tipenya,
transistor terbagi dua, yaitu tipe PNP (Positip-Negatip-Positip) dan tipe NPN
(Negatip-Positip-Negatip). Saluran masuk (leads) ke transistor (lazimnya
disebut kaki transistor) dinamai dengan : Basis (Base), Kolektor (Collector),
dan Emitor (Emitter).
Transistor
pada dasarnya adalah dua buah dioda yang disambung secara berbalikan. Dioda yang
pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda yang kedua dibentuk oleh
Basis-Kolektor. Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai
Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap
Emitor dan Emitor. Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi sebagai Anoda (+)
terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai
Katoda (-) terhadap Basis. Cermati gambar di bawani ini dengan seksama.
Gambar. Konfigurasi dan Simbol Transistor
Konsep dioda pada transistor penting untuk dipahami
dengan baik, karena erat kaitannya dengan penggunaan
Multimeter dalam mengukur nilai
satuan Ohm dari transistor (baca kembali uraian materi tentang baterai pada Multimeter).
Hal
yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah :
a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik
(probes) warna merah (+) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik
(probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan
Kolektor.
b. Pada transistor tipe NPN kabel
penyidik (probes) warna hitam (-) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel
penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor
dan Kolektor.
c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm (Ω) dan batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10,
atau x1kΩ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Pengukuran Transistor
Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan dengan tiga cara:
a. Dengan melihat tanda pada badan
(case) transistor. Beberapa pabrik transistor
membuat bulatan warna hitam atau tanda lingkaran di atas kaki kolektor dari
transistor yang berbentuk silinder. Lihat gambar di bawah ini.
b. Dengan menggunakan katalog
transistor yang dikeluarkanoleh pabrik pembuat transistor.
c. Dengan melihat sirip kecil yang
menonjol keluar dari badan transistor. Lihat kembali gambar transistor.
d. Dengan menggunakan Multimeter.
e. Untuk
transistor daya (power transistors) badan
transistor berfungsi sebagai kolektor. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Kaki-kaki Transistor Dilihat Dari Bawah
7. Mengukur Dioda
Dioda adalah komponen
elektronik yang memiliki dua elektroda yaitu; (1) Anoda (a), dan (2) Katoda
(k). Mengikuti anak panah pada simbol diode pada gambar di bawah ini arus
listrik mengalir hanya satu arah yaitu dari Anoda ke Katoda. Arus listrik tidak
akan mengalir dari Katoda ke Anoda. Hal yang perlu diingat ketika mengukur
dioda dengan Multimeter adalah :
Gambar. Simbol Dioda
a.
Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kaki Anoda, kabel
penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Katoda.
b.
Saklar jangkauan ukur pada posisi Ohm (Ω) dan batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau x1kΩ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Pengukuran Dioda
8. Mengukur Transformator
Transformator
adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat memindahkan Tegangan Arus
Listrik Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV) dari gulungan primer (P)
ke gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan langsung antara kedua gulungan
tersebut. Lihat gambar gambar di bawah ini.
Gambar. Transformator
Sebuah transformator masih baik dan dapat digunakan,
atau sudah rusak dapat dibuktikan dengan cara mengukurnya dengan Multimeter.
Hal yang perlu diingat ketika menggunakan Multimeter untuk mengukur
transformator adalah :
a. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan
secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada gulungan primer.
b. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan
secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada gulungan skunder.
c.
Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik
terminal primer dan skunder.
d.
Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) pada posisi x1,
x10 atau kΩ sesuai kebutuhan.
Lihat gambar di bawah ini.
Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini
berlaku untuk semua jenis transformator yang digunakan pada catu daya, maupun
penguat audio/radio.
Gambar. Mengukur Transformator
Gulungan atau Coil atau
winding adalah komponen elektronik yang dirancang khusus untuk
menghasilkan induksi maknit. Jika gulungan kawat dialiri arus, pada gulungan
tersebut akan dihasilkan induksi maknit.
Dalam teknik elektronika,
gulungan atau coil ini diterapkan di
dalam pembuatan transformator dalam
bentuk gulungan primer (P) dan skunder (S), namun ada juga yang dibuat terpisah
untuk keperluan khusus. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Berbagai Jenis Gulungan (Coil/Winding) Untuk Berbagai Keperluan
Kondisi sebuah gulungan
(coil/winding), apakah masih baik dan dapat digunakan, atau sudah rusak dapat
dibuktikan dengan cara mengukurnya dengan Multimeter. Hal yang perlu diingat
ketika menggunakan Multimeter untuk mengukur gulungan (coil/winding) adalah :
a.
Kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) pada
terminal yang terdapat pada gulungan.
b.
Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ,
sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Mengukur Gulungan (Coil/Winding)