Thursday 18 October 2012

mengganti trafo power amplifier dengan regulator TV

Power Supply dalam segala hal yang berbau elektronika sangat lah vital, karna tanpa Power Supplya maka perangkat elekronika tidak akan bisa bekerja, yang namanya Power Supply tentu tidak lepas dari Trafo (Transformer). Trafo itu sendiri ada berbagai macam, dilihat dari kegunaannya ada Trafo Step-Up, Trafo Step-Down, diliat dari segi fisiknya ada yang dari inti besi dan ada dari yang dari inti ferite, dll. untuk membuat trafo kita harus mengetahui rumusnya, namun disini saya tidak akan membahas mengenai rumus membuat trafo, melainkan saya akan membagikan pengalaman saya dalam memanfatkan Trafo Switching bekas TV untuk di pergunakan menjadi Power Supply yang bisa dimanfaatkan untuk Power Supply Audio Power OCL dan keperluan lain yang memerlukan Power Supply. Awalnya saya terinpirasi dari sebuah SPK aktive (kalau tidak salah mereknya Polytron) dan saya liat tidak menggunakan trafo besi, melainkan Switching model seperti TV dan Transformernnya juga sebesar Trafo Sewitching TV 21 Inch, dan jenis Power audionya OCL pakai Transistor 4 biji yaitu TIP3055/TIP2955 masing-masing 2 biji, dan speakernya 4 buah masing-masing 8 Inch.  Suara menggelaegar stabil, waktu musik berjalan saya coba ukur tegangan tetap mantap dan stabil. Kalau saya lihat pada SPK aktive model ini yang pakai Trafo besi stidaknya Trafo-nya sekitar 5A lebih mungkin 6-7A. Dibawah ini saya sempatkan jepret sebuah Amplifier yang menggunaka Switching Regulator, ini mirip dengan Rangkaian Power Supply Komputer, perhatikan gambarnya

Atas dasar pengalalaman itulah maka muncullah ide untuk memanfatkan Trafo Switching TV dan untuk men-drivernya saya gunakan Switcing Power Supply Modul atau yang lebih dikenal dengan GACUN yang banyak di jual di toko elektronika dengan harga berpariasi skitar Rp. 22.500 sampai Rp. 25.000. Oke, kita lanjut saja. Lihat saja Sekemanya dibawah ini. Ada dua macam skema yang pertama tanpa rangkain Optocoupler dan yang kedua memakai rangkaian Optoupler
Skematik dibawah ini adalah rangakaian Power Supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV namum rangkaian Optocuplernya tidak digunakan, rangkaian ini sudah saya gunakan dan sering saya pasang pada Power Audio OCL, kadang juga saya rangkai untuk mengganti Trafo Besi pada SPK aktive jika Trafonya rusak atau terbakar. Hasilnya sama dengan menggunakan trafo biasa 5A, makanya saya sekarang ga pernah beli Trafo besi. Jika ingin mendapatkan Arus yang besar tentu mempergunakan Trafo Switcing yang besar dan kawat email yang besar atau terdiri dari kawat email kecil yang di gandeng dilillit bareng. Bagi shobat yang ingin mencoba silah kan di ikuti tahap-tahap nya.
Skematik dibawah ini juga rangkaian Power supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV, namun rangkaian ini menggunakan Optocoupler sehingga tegangan lebih mantap dan stabil, tidak mengikuti tegangan input yang naik turun, rankaian ini juga akan protect jika tegangan ouput mengalami short.
Keterangan:
Lilitan Primer adalah 110 lilit dan dibagi jadi dua bagian yaitu:
P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm
P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm
Lilitan Sekunder
S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm 
S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm
Cara membuat lilitan
Yang perlu mendapat perhatian dalam melilit ulang adalah lilitan searah jarum jam dan dililit serapi mungkin dan jangan sampai ada yang short. Cara membuat lilitannya adalah sebagai berikut:

  1. Buka koker ferite nya dan lilitan aslinya
  2. Buat lilitan baru, dimulai dengan lilitan Primer, P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm. Solderlah kawat pada tab yang tersedia dan mulailah melilit sampai itungan yang ke 55 kemudian solderlah ujung penghabisan pada tab yang ada. ingat dan tandai ujung awal liltan tadi, karna ujung itulah nanti yang akan disambungkan langsung ke positive 220v - 300v
  3. Dilanjutkan membuat liltan Skunder yang pertama, S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm. Liltan sekunder ini untuk mendapatkan tegangan ganda (24v - CT - 24v). Caranya: solderkan ujung kawat pada tab yang ada kemudian buat lilitan sebanyak 12 lilit kemudian solderlkanlah pada tab yang ada (tab ini adalah untuk CT/Centre Tab). kemudian lanjutkan 12 lilitan lagi. Bisa jugan dengan melilit dua buah kawat bareng 12 lilit kemudian ujung akhir kawat pertama di hubungkan dengan ujung awal kawat kedua pertemuan ini dinamakan CT (centre tab)
  4. Selanjutnya kita buat lilitan skunder yang kedua, S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm. Lilitan ini untuk mendapatkan tegangan 110 untuk rangkaian optocoupler jika akan menggunakannya, tapi jika tidak menggunakan rangkaian optocoupler maka lilitan ini ditiadakan saja
  5. Membuat lilitan untuk rangkaian tambahan, misalnya 12v untuk fan, 15-ct-15 untuk tone control, dll. cara melilit sama tapi gunakanlah kawat halus saja karna arus yang dibutuhkan kecil saja, jadi menggunakan kawat 0.2 saja sudah memadai. Jumlah lilitan nya adalah: 12volt liltannya sebanya 6 lilit. dan utuk rangkaian tone control biasanya dilengkapi dengan IC Regulator 7815 dan 7915 maka tegannya kita buat saja 18v-ct-18v. Untuk mendapatkan tegangan 18v-ct-18v langkanya sama dengan langkah no 3 tapi jumlah lilitannya 9 lilit Tab
  6. Setelah dirasa cukup dan selesai membuat lilitan Skunder nya, maka ditutup dengan liltan Primer yang kedua (P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm). Caranya: Solderlah ujung kawat yang mau dililit pada tab akhir liltan Primer yang pertama tadi, kemudian buat lilitan dengan rapi sebanyak 55 lilit dan solderlah ujungnya pada tab yan tersedia. tandai dan ingat bahwa ujung ini nantinya  aka disambungkan ke rangkaian Switching Power Supply Modul pada kabel warna merah
  7. Setiap mendapat satu lapis lilitan, jangan lupa di beri isolasi, atau isolasi yang lama bisa di gunakan lagi.
Selesai dah membuat lilitannya... gampang kan...??!!
Nah... setelah diliat rangkaiannya, dan baca keterangannya sederhana saja kan??? cukup dibuat pakai PCB bolong aja bisa. Hanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran juga kehati-hatian.
Nih gambar rangkaian jadinya. Ini saya gunakan Trafo Switching TV 29 merek Cina. Rangakaian Penyerarah bagian outputnya tidak saya gabung, karna ini saya pasang untuk OCL 300watt yang langsung ada rangkaian dioda penyearah dan Elconya.
Dibawah ini adalah gambar Switching Power Supply Module, atau dikalangan teknisi sering disebut GACUN. yang di perlukan untuk Membuat Switching Power Supply  dari bekas Trafo TV
Gambar dibawah ini adalah koker ferite yang sudah saya dibuka dan lilitan aslinya juga udah di buka
Gambar dibawah ini menunjukkan selesai membuat lilitan Primer pertama (P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm)
Selesai dah tinggal pasang kembali Ferite nya...
Cara melepas Ferite
Sobat yang berhagian tentu mengalami kesulitan dalam melepas Ferite nya bukan...?? sama saya juga awalnya gitu, tapi setelah saya temukan tip dan triknya mudah sekali melepas Ferite tersebut ga sampai lima menit..Nih tak kasih ilmunya tapi jangan bilang bilang ya... klu ada yang tanya suruh aja kesini... heheh... Gini caranya: rebus air sampai mendidih kemudian masukkan trafo yang mau dilepas Feritenya kedalam air panas menggelegak tersebut, tunggu beberapa saat kira kira 1  menit, kemudaian ambil trafo menggunakan tang penjepit, jangan tunggu sampai dingin, justru masih dalam kadaan panas inilah kita mudah melepas feritenya karna parekatnya meleleh. Gunakan alat bantu tang dan obeng tipis untuk menarik ferit. Semoga berhasil…

Tabel Kawat Email dan Kemampuannya
Semoga bermanfaat

Sunday 14 October 2012

MIXER

MIXER




Dari namanya aja "mixer" tetapi bukan mixer pembuat kue. Mixer di sini adalah mixer audio. :-)


Pengertian
Mixer adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan pengaturan jalur dan mengubah level serta harmosisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal-sinyal yang telah diubah / diatur dikuatkan oleh penguat akhri atau "Power Amplifier".
Tampak mixer secara keseluruhan
Tetapi sebenarnya mixer hanyalah pada bagian ini saja. Aku kasih warna kuning.. Tetapi karena sudah terlanjur semua bagian ini (termasuk equalizer dan yang lain) di sebut mixer, anggap saja betul.
Mixer

  1 channel pada mixer
Alat ini bisa disebut mixer apabila minimal memiliki 4 channel. Tetapi jumlah channel di perhitungkan berdasarkan kebutuhan. Misal, untuk wayangan, mixer yang digunakan harus banyak channelnya (biasanya 48 channel). Dikarenakan gamelan sendiri ada laras slendro dan pelog, belum mic untuk sindhen, dalang, gerong, dll. Beda untuk pertunjukkan musik, biasa hanya menggunakan 32 channel saja. Dan beda lagi untuk arisan RT, hanya menggunakan 4 channel sudah melebihi cukup. Contoh mixer 48 channel..

Jumlah channel mixer biasanya berkelipatan 4 (4,8,12,16,20,24,dst sampai 48). Mixer 12 channel..
Struktur Audio Mixer
Jalur input biasanya dibagi menjadi beberapa bagian :
1) Input Jack / penguat muka mikrofon (microphone pre-amp)
2) Basic Input Control
3) Channel EQ (high, mid-high, middle and low)
4) Routing, termasuk Direct Out, Panning Control, pengalamatan Sub-Group
5) Input Fader
6) Sub-Group Fader
7) Input Control, termasuk Master Level Control, EQ dan Matric Routing
8) Auxilliary Send Routing. Tombol ini mengarahkan sebuah sinyal yang masuk terpisah ke sebuah jalur    auxilliary yang dapat digunakan dengan peralatan luar

Macam-macam Auxilliary :
1) Auxilliary Send Prefable
2) Auxilliary Send Post Fader
3) Auxilliary Send Control
4) Auxilliary Retten

Menu Umum Pada Mixer 
1) Gain
Disebut juga input lever atau "trim". Biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing. Fungsinya untuk menentukan seberapa sensitivitas input yang kita inginkan diterima oleh console, apakah itu berupa sinyal mix atau berupa sinyal lain (keyboard, tape, dll). 

2) PAD
Tombol ini difungsikan untuk mengurangi / melemahkan apabila frekuensi yang masuk terlalu tinggi (biasanya ada bunyi "ngiing"). Biasanya mengurangi gain input sinyal mulai dari -20dB samapi -30dB.

3) High, Middle, Low (Pengatur Bass - Trebble)
Ketiga tombol ini berfungsi sebagai pengatur frekuensi tinggi (High / treblle), frekuensi menengah (middle), dan frekuensi rendah (low / bass). Pada dasarnya ini hanya mengubah atau mengatur bass trebble pada input  berupa suara (manusia, alat musik, dll). Suara seseorang yang nada tinggi dapat dirubah menjadi terdengar rendah ataupun sebaliknya dapat dilakukan di sini.

4) Equalizer
Pada setiap channel mixing console selalu terdapat equalizer section, yang fungsinya sebagai tune (nada) untuk memodofikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya perubahan sound melalui equalizer bertujuan untuk :
1. mengubah sound instrumen menjadi lebih disukai.
2. mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah (feedback, bengung, overtune, dll).
5) EQ-Fix (Equalizer-Fix)
Pada equalizer tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan diseting, karena fungsi yang akan dikerjakan / diatur telah ditetapkan dari pabrik. Biasanya frekuensi itu sama dengan frekuensi cross-over (suara-suara middle). Fungsinya bisa memilih suara 12-15 dB, tergantung mixing console apa yang kamu gunakan.

Keuntungan EQ-Fix :
1) Harga relatif ekonomis
2) Terhindar dari kesalahan pemilihan frekuensi yang akan disetting. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh sound engineer yang kurang berpengalaman.
3) Hemat waktu dalam penyetingan.

Kerugian EQ-Fix :
Kita tidak bisa memilih frekuensi khusus yang kita inginkan. Karena frekuensinya sudah ditetapkan oleh pabrik. 
6) Effect
Fungsinya sama dengan Auxiliary Output. Outputnya dihubungkan ke alat efek suara untuk menambah efek suara dari input yang diinginkan. Misal, input yang digunakan untuk vocal para penyanyi ingin kita tambahkan dengan gema / reverb, delay, atau chorus. Dari gambar tersebut kita melihat tulisan "Repeat", "PAN", "PFL", dan "Send". 
Send 
Mungkin tombol ini berfungsi dari tombol ini..
Reverse
Tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase dari channel (positif menjadi negatif). Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada channel kick drum, kalau pin berada pada posisi benar, maka pada saat kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik, konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda. 
PFL (Pre fade Listening)
Tombol ini digunakan untuk membantu mendengarkan melalui handphone channel yang mana tombol PFL harus diaktifkan, juga untuk mengecek gain signal pada channel. 

7) Master
Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi. Untuk L dan R adalah mengatur volume ke speaker kiri dan kanan. 

8) Mic / Line
Switch tekan ini untuk mengubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon / jack RCA (warna merah). Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack gitar / jack toa (warna kuning).
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan di antara keduanya.  

7) Output Line
Ini hanyalah output ke speaker. Kebetulan mixer ini adalah stereo, maka outputnya ada dua yaitu left dan right (speaker kiri dan kanan). 

8) Swepable EQ
Biasa disebut "Quasi Paramatric" / Semi Parametrik. Pada EQ yang full paramatric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya, apakah itu parameter frekuensi, bandwith, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan setup yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan sistim EQ 3 atau 4 jalur.

Cara kerja swepable QE :
1) Lakukan pemutaran pada tombol frekuensi untuk memilih frekuensi yang diatur.
2) Putar tombol "Boost Cut" untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita pilih tadi. Contoh : untuk mengatur frekuensi Low, Middle, High.
3) Biarkan frekuensi lain pada "Sound Flat".
4) Putar tombol "Boost Cut" sampai habis ke kiri.
5) Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar "Boomy" (letupan-letupan suara pada speaker) tadi terdengar hilang.
6) Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan pada tombol "Boost Cut".Kita juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5 KHz saja, tanpa mempengaruhi keseluruhan frekuensi Hi-Mid (high - middle).





Mungkin ini dulu yang  aku sampaikan, tunggu update tentang mixer ini ya.. Kurang lebih mohon maaf.
Wassalamualaikum wr.wb

smps gacun on board

بسم الله الرحمن الرحيم anda ingin merangkai smps gacun yang double FET?kali ini saya ingin berbagi skema & layout smps gacun yg r...